Diposkan oeh: Apryanto
Download: KlIK DI SINI!
“ Hendaklah kamu takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar,” (QS An-Nisa : 9)
mencintai
anak-anak dan harta benda merupakan fitnah manusia. Di lain fihak anak dan
harta yang shaleh akan bisa memberikan manfaatnya.
“Harta
dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal
lagi saleh lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan,” (QS Al-Kahfi : 46)
Penjelasan Allah diatas mengisyaratkan pentingnya membangun sumberdaya
insani. Allah memaparkan secara tegas supaya umat Islam jangan sampai
meninggalkan generasi yang tidak berkwalitas. Untuk mengantisipasi kekhawatiran
atas terjadinya generasi yang tidak memiliki Kesiapan bersaing menghadapi hidup
diperlukan tarbiyah ruhiyan dan tarbiyah jihadiyah (Pendidikan berbasis Islam)
dan pembinaan secara terus menerus. Dengan mengambil tindakan ini diharapkan
ummat Islam mampu menguasai ilmu pengetahuan dan terknologi, kuat moral,
spiritual, mental, serta memiliki semangat juang dan daya saing yang
kompetitif. Generasi unggul yang cerdas, dan terampil tak hanya bermanfaat bagi
lingkungan sekitarnya. Tetapi juga menjadi harapan dan dirindukan segenap
manusia (kaafatan lin naas). Bahkan segenap alam semesta (Rahmatan lil Alamin).
Arus globalisasi yang mengusung beragam nilai, budaya, dan beragam
kebebasan, bahkan cenderung bisa dikatakan peradaban yang liar masuk ke setiap
ruang. Sementara setiap pesan yang di doktrinkan lewat beragam media dengan
berbagai pendekatan. Baik melalu berita, sinetron, film, dan sebagainya sarat
dengan berbagai kepentingan. Sasaran bidiknya adalah generasi yang diarahkan
untuk mengikuti pemikiran, gaya hidup bahkan ideology yang mereka usung baik
secara sembunyi-sembunyi atu terang terangan. Karenanya diperlukan adanya
filter sekaligus penumbuh jati diri agar tak terjebak gaya hidup yang
menghancurkan masa depan.
Dengan
teknologi komunikasi dan informasi, dunia terasa menjadi sempit dan kecil.
Tanpa keimanan, kecanggihan produk Iptek ini dapat memunculkan sikap sombong
dan melupakan Tuhan. Tanpa pegangan iman, pola kehidupan yang makin mengglobal
ini akan mudah membawa orang-orang terombang-ambing. Dampak secara langsung
yang terjadi adalah munculnya masyarakat yang terlanda stress dan
tingkat persaingan yang tinggi. Tetapi dengan keimanan akan menjadikan
seseorang tangguh menghadapinya. Karena proses tersebut dipamahi sebagai bagian
dari sunnatullah yang tak mungkin dihindari.
Umat Islam
harus menggali dan mendayagunakan ajaran agamanya untuk menjawab tantangan
globalisasi. Umat Islam mesti jadi pelopor, tampil di gelanggang percaturan dan
persaingan global tanpa kehilangan jati dirinya yang beriman dan bertakwa. Ini
sekaligus merupakan upaya konkrit untuk turut mengarahkan aliran arus
globalisasi yang kian hari kian menggoda dan menantang.
Generasi
Islam yang tangguh menghadapi persaingan global harus dibina melalui proses
tarbiyah ruhiyah dan tarbiyah jihadiyah (pendidikan) yang memadai. Tarbiyah
jihadiyah dimaksudkan bukan dalam arti sempit yang cenderung dimaknai pengusung
kekerasan. Tarbiyah jihadiyah merupakan ruh yang menumbuhkan jati diri,
penyemangat etos kerja, dan yang mengobarkan semangat juang menuju persaingan
global. Dengan tarbiyah jihadiyah inilah Allah akan terlibat secara langsung
memberikan jawaban sekaligus memberikan jalan keluar setiap permasalahan yang
di hadapi, maupun sumber solusi dalam rangka pencapaian target sasaran atas
visi yang telah ditetapkan. Sebagaimana firman-Nya.
Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan
Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Qs. Al Ankabut 69)
Tarbiyah
ruhiyah dan tarbiyah jihadiyah ini merupakan esensi dari perwujudan system
pendidikan holistic. Sistem pendidikan kerasulan yang diaplikasikan Rasulullah
dalam mendidik dan mengkader generasi assaabiquunal awwalun. Dari proses
pendidikan ini menghasilkan generasi tangguh. Generasi berkapasitas
internasional. Generasi yang mampu bersaing bahkan menjadi yang terbaik
sepanjang sejarah.
Kedahsyatan
dan luarbiasanya perkembangan intelektual generasi Islam saat itu menjadikan
bangsa barat yang mengusung ideology kapitalis banyak yang menjadi
plagiat. Mereka mengklaim khasanaH ilmu sebagai produk pemikiran mereka.
Seperti halnya seorang Karl Mark yang dikenal sebagai dewa ekonomi dunia.
Pendapatnya kebanyakan menjiplak karya besar Ibnu Khaldun. Yang ditulis dua
abad sebelum Mark mendeklarasikan peradaban ekonomi kapitalistik. Bahkan para
generasi penerus Islam, mereka menjadi penguasa dan pemimpin dalam ilmu
pengetahuan. Abad modern yang dihasilkan Barat saat ini berutang budi pada
jasa-jasa Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Khawarizmi, dan lain-lain. Merekalah yang
membuat sejarah kegemilangan kaum Muslim yang masih harum namanya sampai
sekarang.
Tinta emas
sejarah peradaban itu mesti kita torehkan lagi di persada dunia ini.
Keberhasilan ini tak lepas dari metodologi maupun pendekatan yang menggabungkan
peranannya sebagai sebuah pengajaran, pendidikan, bimbingan, maupun dalam
bentuk pelatihan. Empat pilar pendidikan berbasis holistic education mesti
diduplikasi untuk menyiapkan generasi berbasis tauhid dan memiliki semangat
jihad dalam rangka membangun keshalehan social. InsyaAllah ketika semangat ber
Iqro’ (belajar) tetap disandarkan pada kesadaran mutlak atas kuasa sang maha
pencipta, maha mendidik, dan maha merajai. Sang Rabbul Alalmin. Visi membangun
peradaban yang aman, tenteram, dan damai bisa terealisasi.
Download: KlIK DI SINI!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar