Minggu, 20 Oktober 2013

Sebelum Penyesalan Tiba

D i poskan oleh: كجص Apriyanto
Terkadang kita tidak sadar untuk apa kita hidup di dunia ini. Sedang kehidupan dunia hanya bagaikan kita mampir minum saja. Dunia inipun hanya perhiasan semata, lantas buat apa kita hidup di dunia ini? Mari kita renungkan bersama!
Sahabat Islam yang semoga penghuni syurga, mari kita renungkan bersama sebenarnya untuk apa kita hidup di dunia ini. Sebelum kita menyesal di akhirat, sedang kita tahu dan sadar kehidupan yang kekal dan kehidupan yang sebenarnya di akhirat. Pilih mana, kebahagiaan dunia yang sifatnya sementara, tanpa memikirkan kehidupan akhirat? Atau memikirkan kebahagiaan akhirat, yang selalu beriringan dengan kehidupan dunia?
Sahabat islam yang semoga di Ridhoi Alloh Subhanahu wata’alla, mari kita renungkan benar-benar semua ini! Sebelum penyesalan tiba, untuk apa kita hidup di dunia ini sedang hanya sebentar saja. Marilah kita flash back kebelakang apa yang sudah kita lakukan, apaka sudah sesuai deng tujuan kita hidup di dunia ini?
Sahabat Islam yang semoga selalu di ridhoi Alloh Subhanahu wata’alla, sudah jelas bahwa Alloh sudah menerangkan tujuan hidup di dunia ini dalam firman-Nya QS. Adz Dzariyaat (51): 56.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون

Artinya: “dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi/ beribadah kepada-Ku. (QS. Adz Dzariyaat (51): 56)
Sudah jelas bahwa kita hidup di dunia ini hanya semata-mata untuk beribadah kepada Alloh Subhanahu wata’alla. Sahabatku yang semoga di ridhoi Alloh Subhanahu wata’alla, sampai mana kita mengabdikan diri kita kepada-Nya? Dalam firman Alloh Subhanahu wata’alla di atas sudah jelas bahwasanya kita hidup di dunia ini hanya sebagai proses kita untuk mempersiapkan kehidupan di akhirat. Mari sahabatku semua sebelum penyesalan tiba kita siapkan sedini mungkin untuk kehidupan akhirat. Mending kita menyesal di dunia karena penyesalan di dunia kita masih bisa memperbaiki penyesalan tersebut. Namun, apakah kita bisa memperbaiki penyesalan kita di akhirat?
Sahabat Islam yang semoga penghuni Syurga, sebelum penyesalan tiba mari kita senantiasa melakukan sesuatu hanya semata-mata untuk beribadah kepada-Nya agar kita meraih kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat dan agar apa yang kita inginkan tercapai karena segala urusan yang ada di dunia ini tergantung apa yang dikehendaki Alloh Subhanahu wata’alla.
Dalam surat Al Hadiid ayat 20 Alloh Azza Waa Jalla berfirman:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Artinya: “ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al Hadiid (57): 20)
Bacalah berulang-ulang kalam dari Rabb yang maha Mulia di atas berikut maknanya. Setelah itu, apa yang kita pahami dari kehidupan dunia? Msihkah kita terbuai oleh dunia? Masihkan angan-angan kita melambung untuk meraih gemerlapnya dunia ini? Masihkan kita tertipu oleh kesenangan dunia?
Sahabat Islam yang semoga di ridhoi oleh Alloh Subhanahu wata’alla, sebelum penyesalan tiba mari kita untuk senantiasa berinstropeksi diri sejauh mana kita melakukan aktivitas kita hanya untuk mencari ridho Alloh, apakah hanya untuk mencari kesenangan dunia saja. Ingat sahabatku dunia ini dipenuhi dengan hiasan. Semua dan segala yang ada akan kembali pada-Nya. Sebelum penyesalan tiba mari dari sejak sekarang dan seterusnya kita luruskan kembali niat kita hanya untuk beribadah kepada Alloh Subhanahu wata’alla. Rosululloh sholollohu ‘alaihi wassalam telah menyuruh kita dalam sabdanya:
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” (HR. Al-Bukhari no. 6416)
Sudah jelas bahwa Rosululloh sholollohu ‘alaohi wassalam berpesan jangan sekali-kali kita berfikiran kita akan hidupm kekal di dunia ini namun jadikan diri kita seperti orang asing bahkan seorang musafir yang hanya sekedar lewat sebagai jembatan kita untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat.
Tengok kembali proses terjadinya manusia dan kita renungkan bersama maha Agung dan maha Penyayangnya Alloh kepada kita dalam QS. Al Mu’minun ayat 12 – 14 berikut:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
   ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
   ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Akankah Manusia berfikir bahwa dirinya dulu adalah setetes air ? Tiba-tiba Allah jadikan air itu menjadi " seseorang " ? Ini sebuah keajaiban yang tiada tertandingi . Bahkan manusia tidak berfikir bahwa dulu ia adalah setetes air.
Masihkah kita sekedar mencari kesenangan dunia belaka? Mari sahabatku kita renungkan semua ini! Bahkan Rosululloh sendiri menggambarkan dunia ini dalam sabdanya:
مَا الدُّنْيَا فِي اْلآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ
Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?” (HR. Muslim no. 7126)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu menerangkan, “Makna hadits di atas adalah pendeknya masa dunia dan fananya kelezatannya bila dibandingkan dengan kelanggengan akhirat berikut kelezatan dan kenikmatannya, tidak lain kecuali seperti air yang menempel di jari bila dibandingkan dengan air yang masih tersisa di lautan.” (Al-Minhaj, 17/190)
Lihatlah demikian kecilnya perbendaharaan dunia bila dibandingkan dengan akhirat. Maka siapa lagi yang tertipu oleh dunia selain orang yang pandir, karena dunia takkan dapat menipu orang yang cerdas dan berakal. (Bahjatun Nazhirin, 1/531)
Oleh karena itu, sebelum penyesalan tiba penulis mengajak diri sendiri dan sahabat islam jadikan dunia ini proses atau jembatan kita untuk mendapatkan kebahagiaan dunia karena penulis yakin ketika kita niatkan itu semua untuk beribadah kepada-Nya, Insya Alloh kebahagiaan dunia juga akan kita raih. Semoga Alloh Subhanahu wa ta’alla senantiasa memberikan petunjuk jalan yang lurus kepada kita yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat sehingga apa yang kita perbuat masih dalam ridho Alloh subhanahu wa ta’alla.
 Download: Klik Disini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar